Alamat
Jl. Ir. H. Djuanda No.95 Ciputat, Kota Tangerang Selatan, 15412
BENARKAH “REZEKI TIDAK AKAN TERTUKAR”?

(Sepenggal cerita perjalanan CPNS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Formasi Tahun 2024)
Oleh: Dr. Edi Sugianto
Dosen CPNS, Prodi Manajemen Pendidikan – FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Banyak teman dan keluarga terheran-heran, bagaimana mungkin saya bisa lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam satu kali percobaan. Padahal saya belum pernah mengikuti tryout, apalagi memiliki pengalaman dalam seleksi yang dikenal sulit dan melelahkan ini. Sejujurnya, saya sendiri pun sempat tidak percaya. Tidak ada persiapan khusus, bukan pula karena kehebatan pribadi, saya merasa ini semata-mata karena Allah berbelas kasih kepada saya.
Beberapa teman, bahkan mahasiswa saya, sempat bertanya, “Bapak pakai orang dalam, ya?”
Saya jawab, tentu saja menggunakan “orang dalam”, panitianya semua memang orang dalam, bukan orang luar, hehe. Namun maksud mereka tentu lain ”apakah saya menggunakan koneksi atau suap untuk bisa lolos?” Saya balik bertanya, “Dari mana uangnya, kawan-kawan?” Gaji dosen saja dua digit, ”dua juta lebih sedikit”.
Baiklah, izinkan saya berbagi kisah perjalanan ini, dari awal hingga akhir proses seleksi, sambil menikmati secangkir kopi pagi di Rawamangun.
Awal Perjalanan
Pada tahun 2023, saya pernah mendaftar CPNS menggunakan ijazah S2 dan lolos seleksi administrasi. Namun, takdir berkata lain. Kakek saya wafat, dan kami sekeluarga harus pulang kampung. Waktu itu bertepatan dengan pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), sehingga saya tidak dapat mengikutinya dan otomatis gagal melanjutkan ke tahap berikutnya.
Setahun kemudian, pada tahun 2024, pemerintah kembali membuka formasi CPNS. Seorang sahabat baik, Mas Indar Prabowo, mendorong saya untuk mencoba kembali. Kali ini, saya menggunakan ijazah S3 yang telah saya peroleh dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (kelulusan 15 Mei 2023), dan mendaftar sebagai Dosen Lektor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kementerian Agama.
Saya sangat penasaran dengan proses seleksi CPNS, seperti apa sesungguhnya “seramnya.” Pada Kamis, 24 Oktober 2024, babak baru pun dimulai. Sebagai peserta pemula, saya merasa sangat gugup saat mengikuti SKD, mulai dari pemeriksaan, melepas gesper, mengenakan pita, hingga memasuki ruang ujian.
Tanpa persiapan khusus, saya hanya bermodal “bismillah.” Saya mengerjakan soal semampunya, dan alhamdulillah hasil langsung terpampang di layar, semua nilai saya mencapai ambang batas meskipun tergolong rendah. Istilah seperti passing grade, TWK, TIU, dan TKP masih sangat asing di telinga saat itu.
Lolos SKD dan Tantangan Berikutnya
Pulang dari lokasi ujian dengan penuh syukur, saya senang bukan hanya karena pengalaman baru, tapi juga karena nilai saya memenuhi ambang batas. Seorang teman, Mas Satrio, bertanya, “Berapa jumlah saingan, Mas Ustaz?” Saya jawab tidak tahu. Tak lama kemudian, ia mengirim tangkapan layar dari portal SSCASN-BKN, yang menunjukkan bahwa hanya ada tiga pelamar pada formasi saya. Saya pun baru tahu, ternyata kita bisa melihat jumlah pesaing di formasi yang kita pilih.
Pada 19 November 2024, hasil SKD diumumkan. Ternyata hanya saya satu-satunya peserta yang lolos passing grade dan lanjut ke tahap berikutnya. Sujud syukur tak terhingga. Namun, saya sempat mengira bahwa karena tidak ada pesaing, saya otomatis diterima sebagai CPNS. Nyatanya masih ada tes berikutnya, yaitu Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) dan Seleksi Kompetensi Bidang Tambahan (SKBT).
SKB dan SKBT
SKB juga cukup melelahkan karena jadwal yang padat dan bahkan beberapa peserta mengalami benturan jadwal. Saya sendiri mengikuti SKB berbasis CAT pada 19 Desember 2024 di BKN Pusat. Hasilnya cukup mengecewakan, nilai saya rendah. Soal-soalnya memang sangat sulit.
Lima hari setelah itu, pada 23 Desember 2024, saya mengikuti SKBT di MAN 4 Jakarta Selatan. Tes ini terdiri dari dua sesi: praktik kerja dan wawancara. Meskipun hujan melanda Jakarta saat itu, saya sangat menikmati prosesnya.
Pengumuman Akhir dan Pemberkasan
Pada 12 Januari 2025, tibalah saat yang dinanti, pengumuman hasil akhir seleksi. Alhamdulillah, saya termasuk yang lolos sebagai CPNS 2024.
Kemudian, pada Jumat, 24 Januari 2025, saya mulai mengisi dan mengirim Daftar Riwayat Hidup (DRH) sebagai syarat untuk memperoleh Nomor Induk Pegawai (NIP). DRH ini diisi dalam rentang waktu 23 Januari hingga 21 Februari 2025. Saya menyelesaikannya lebih awal karena sejak awal Januari telah mencicil pemberkasan.
Alhamdulillah, proses DRH berjalan lancar. Usulan terverifikasi, NIP ditetapkan, dan yang spesial yaitu kami diwajibkan menanam pohon di lingkungan kerja, rumah ibadah, atau satuan pendidikan keagamaan sebagai bentuk implementasi ekoteologi. Kami juga diwajibkan membuat video penanaman pohon dan mengunggahnya di media sosial. Saya pribadi menanam bibit pohon Matoa (Pometia pinnata) dan pohon jeruk yang sedang berbunga di halaman Yayasan Persatuan Islam Matraman, Jakarta Timur.
Hari Pelantikan
Akhirnya, pada Kamis, 5 Juni 2025 M / 9 Dzulhijjah 1446 H, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha, kami resmi dilantik sebagai CPNS dalam acara di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejarah baru dimulai bersama lebih dari seratus teman seperjuangan. Bismillah, mari kita berjuang dan mengabdi bersama!
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah, Bapak Presiden, Menteri Agama beserta jajarannya, serta seluruh pihak yang telah menyukseskan seleksi CPNS 2024. Terima kasih juga kepada Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, MA.Ph.D, beserta jajaran.
Secara khusus, terima kasih kepada Tim SDM UIN Jakarta yang telah setia mendampingi kami dengan penuh kesabaran. Mohon maaf atas banyaknya pertanyaan kami, yang mungkin membuat lelah dan jenuh.
Dari pengalaman ini, saya semakin yakin bahwa “rezeki tidak akan pernah tertukar.” Seorang sahabat, Mbak Risma Rizkia Nurdianti, yang kini tengah studi di Universitas Hohenheim, Stuttgart, Jerman, pernah berpesan bahwa sebagai orang beriman, kita hanya perlu membawa “DUIT”: Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal. Terlebih, jangan pernah lupakan doa ibu, sang pengetuk pintu langit.
Wallahu a‘lam bish-shawab.
UIN Jakarta, Kamis, 5 Juni 2025
Dokumentasi: Pusat Informasi dan Humas
